Ironi Wanita

“Jangan pintar-pintar nanti ga ada yang mau”

“Buat apa punya pendidikan yang tinggi nanti juga ngurusin dapur!”

“Kiw-kiw, cewek bodynya montok banget”

“Ikut abang yuk dek ke kost”

Berbagai cuitan-cuitan tadi sering kali kita dengar mungkin tidak semua dari kita pernah merasakan hal tersebut, tapi tak bisa kita pungkiri banyak dari kita pernah mengalami hal tersebut. Wanita seolah-olah menjadi objek bagi kebanyakan pria berotak kosong dengan akal sehat yang minim.

Apa yang salah dari wanita yang memiliki pendidikan dan jabatan yang tinggi, karir cemerlang, dan pendapatan yang lebih dari seorang pria? Apakah dunia akan berhenti sejenak jika setiap 1 wanita memiliki 1 sarjana? Hal ini sangat tidak masuk akal.

Wanita sering kali merasa tidak nyaman dan tidak aman pada lingkungan sekitarnya karena setiap 1 wanita memiliki setidaknya 5 peluang untuk direndahkan. Apakah kita akan membiarkan semua wanita di dunia ini merasakan takut akan lingkungannya sendiri? Apakah kita akan mendiamkan setiap 1 omongan atau bahkan setiap ketikan yang mencemooh wanita?

Diam adalah tindakan pengecut, nasib wanita menjadi kecut. Menormalisasi hal-hal yang merendahkan wanita pun menjadi masalah yang mengkhawatirkan bagi saya, bagi teman-teman saya, bahkan bagi wanita-wanita di luar sana. Kami butuh kenyamanan, keamanan dalam setiap langkah kaki yang kami pijakkan ketika berjalan ke dunia luar tanpa harus merasa takut pada stereotype dan kata rendahan dari masyarakat.

“I’m so sick of running as fast as I can, wondering if I’d get there quicker if I was a man” -Taylor Swift (The Man).

Lirik lagu Taylor Swift cukup menguatkan jika pria akan lebih mudah untuk mendapatkan apa yang ia mau, pekerjaan yang ia mau, jabatan yang dia inginkan, dan apa yang dia butuhkan, pria akan lebih ‘Dimaklumkan’ dalam kesalahan-kesalahan yang ia perbuat. Tidak semua pria, tapi kebanyakan seperti itu. Sedangkan wanita perlu berlari, perlu membuktikan bahwa dirinya layak mendapatkan apa yang ia mau bahkan rasa nyaman sekali pun.

Jangan normalisasi rendahan terhadap wanita karena kami selalu layak mendapatkan rasa nyaman. Wanita juga manusia.

(Foto yang digunakan sebagai judul di dapat dari aplikasi Pinterest, apresiasi setinggi-tingginya untuk kreator gambar yang saya gunakan)


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *