20 Tahun Kasus Munir

Sumber: Kompas.com

September menjadi bulan terjadinya berbagai tragedi pelanggaran hak asasi manusia, terkhusus tanggal 7 September dengan kejadian pembunuhan aktivis hak asasi manusia (HAM), yaitu Munir Said Thalib yang diracuni saat perjalanan studi masternya di Belanda. Keramaian sosial media dengan tajuk #septemberhitam dan #menolaklupa konsisten dilakukan tiap tahunnya, untuk menuntut kejelasan dan keadilan kematian seorang aktivis HAM.

Semangat juangnya, jiwa beraninya, dan tidak kenal lelahnya dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat, menjadi inspirasi bagi para aktivis HAM di Indonesia. Walaupun jiwa dan raganya sudah tidak dapat kita lihat, rentetan warisan pemikiran dan perjuangannya menjadi pedoman untuk melanjutkan perjuangan Munir.

Terlihat jelas dengan tidak seriusnya pemerintah dalam menuntaskan pelanggaran HAM berat, mulai dari alasan pemerintah yang mengatakan hilangnya dokumen Tim Pencari Fakta (TPF) yang susah untuk dapat dipercaya. Diva Suukyi Larasati, yang merupakan anak dari Munir, ia terus menagih janji pemerintahan untuk menuntaskan kasus pembunuhan ayahnya. Walaupun saat pemerintahan Presiden SBY sempat menjadi harapan sebab dibetuknya tim pencari fakta untuk melakukan investigasi, tetapi hasilnyapun tak pernah dibuka ke publik. Tidak lupa pula saat kampanye Pilpres 2014, Jokowi telah berjanji untuk menuntaskan kasus pelanggaran HAM masa lalu, namun dari itu semua, hingga saat ini belum ada titik terang pemerintah dalam menepati janjinya untuk menyelesaikan pelanggaran HAM masa lalu.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *